My Young Bride by Aliana Deen


My Young Bride
Title : My Young Bride
Author :
Rating :
ISBN : -
ISBN-10 : 9786020849980
Language : Indonesian
Format Type : Paperback
Number of Pages : 402
Publication : Published January 1, 2015

Katanya, cemburu adalah bukti adanya cinta. Tapi tidak setiap pelaku cinta mampu membingkai rasa cemburu di hatinya menjadi potret cinta yang indah.

Sakti, seorang pria mapan yang telah menduda dan tak percaya lagi sebuah pernikahan dipertemukan dengan Alif, gadis muda belia yang enerjik dan bercita-cita tinggi. Sakti terbuai dengan kecerdasan gadis yang tak lain adalah putri dari bawahannya.

Sebuah takdir mengikat mereka menjadi sepasang suami-istri. Alif harus rela menerima Sakti saat ia kehilangan. Sementara Sakti yang terlanjur mencintai Alif, harus menahan gejolak gairah cinta sampai Alif benar-benar mencintainya.

Tanpa Alif duga, benih cemburu itu tumbuh subur dalam hatinya. Apakah ia benar-benar telah ikhlas? Ataukan semata karena keterpaksaan atas takdir yang mengikatnya?


My Young Bride Reviews


  • Katherine 黄爱芬

    Setelah bersusah payah mendapatkan buku langka ini, saya bersyukur mendapatkannya dan merasa dianugerahi kehormatan sbg yang pertama membaca buku ini. Seperti umumnya buku-buku dengan Cinderella Complex Syndrome, yang menawarkan instant love tanpa usaha keras, sayang sekali cerita dongeng cinta menjadi sangat absurd, di luar logika dan sangat dramatis, yang kebanyakan sebenarnya tidak perlu ditulis karena malah memunculkan kejadian fenomenal yang membuat saya mempertanyakan cara berpikir tokoh-tokoh utamanya.

    Contoh pertama adalah adegan awal cerita pada saat Sakti (tokoh utama pria di novel ini) tidak ingat jenis kelamin anak supir kesayangannya, Pak Baskara. Tidak masuk akal karena Pak Baskara sudah mengabdi cukup lama pada Sakti, dan hanya memiliki anak semata wayang, yaitu Alifia Sekarningtyas yang namanya sering disingkat menjadi Alif (tokoh utama wanita). Entah Sakti tipe amnesia atau cuek, tiba-tiba Sakti bisa ingat lagi di hlm 126.

    Sifat labil layaknya ABG juga langsung muncul pada saat Alif tiba-tiba mau resign kerja (pdhl baru kerja) hanya karena masalah menumpahkan kopi ke pangkuan Sakti (hlm. 25) dan kemudian bisa menuduh balik Sakti mau memberhentikan ayahnya karena kejadian "kopi tumpah"?? (hlm. 31) Please jangan baper deh, Alif.

    Hal menggelikan dan bodoh sekali selanjutnya adalah Sakti membeli celana pensil ala Korean Boyband utk meniru Siwon, anggota SuJu, yang digandrungi oleh Alif. Please deh. Dengan umur perkiraan diatas kepala 30 mendekati 40 thn, jelas cara berpikir Sakti yang sedang kasmaran utk mendekati wanita belia, benar-benar tidak sesuai umurnya dan konyol, Ironisnya, tidak ada efek lebih lanjut utk PDKTnya ke Alif, kecuali menjadi lelucon belakangan.

    Kejadian parah berikutnya pada saat Alif menelanjangi diri sendiri utk pengobatan skin to skin kepada Sakti (hlm 67) dimana Alif masih menyangka Sakti itu pria gay. Apa hubungannya ya? Apakah dgn berhasil mengobati Sakti yang dikiranya gay dengan semi telanjang, berarti dia tetap murni, tidak berdosa dan baik hati dgn pameran body semi nude tersebut? Padahal kecerdasan Alif utk menilai apakah seorang pria itu adalah pria gay atau bukan benar-benar nol. Dan makin konyol tingkah sok innocent Alif dgn menolak ciuman Sakti karena merasa dilecehkan (hlm. 73), malu disentuh jarinya (hlm. 154), tidak paham suaminya kaya raya (hlm 163) pdhl bapaknya Alif sudah lama bekerja utk Sakti?? Tidak ada penjelasan logis mengapa Sakti bisa tergila-gila dengan Alif yang super polos dan naif ini kecuali Alif jago masak.

    Dan yang PALING ABSURD adalah pengakuan Sakti bahwa sebelum menjadi PNS Eselon 3 adalah Sakti pernah menjadi CEO dgn jabatan diatas Melinda Dee (hlm. 164), dan dia lebih memilih meninggalkan itu semua demi mengabdi pada negara? Hellooooo Sakti, siapa sih yang mau kamu yakinkan dengan idealisme seperti itu? Bersyukurlah punya istri yang gampang banget diyakinkan saking lugunya langsung percaya tanpa tedeng aling-aling. Kalau mau berkorban demi negara, kenapa gaya hidup mewahnya juga tidak ditinggalkan? Sakti masih menggunakan mobil Mercedes Sport (hlm. 160) dan Vellfire terbaru utk antar jemput istrinya (hlm. 188). Dan ada yang aneh bhw dikatakan Sakti itu pria ambisius (hlm. 230). Seorang ambisius itu mengejar karier keatas, bukan terjun bebas ke level karier yang jauh lebih rendah.

    Masih banyak adegan-adegan berlebihan ala sinetron, seperti ciuman panas di ruang kerja Sakti (hlm 183) yang berakhir dgn dipergoki oleh atasan Sakti, pernikahan ijab kabul di hadapan Abah Alif yang sedang sekarat, hingga Wedding Organizer yang dipakai utk pernikahan Sakti-Alif yang tanpa diduga adalah punya mantan istri Sakti, Deidre, sehingga mengakibatkan drama tidak berkesudahan. Tokoh antagonis Deidre ini benar-benar malang nasibnya di tangan author, terkesan cantik, cerdas dan hebat dlm kariernya, tapi dijadikan sbg seorang maniak yang masih memburu mantan suaminya dgn usaha-usaha yang menurut saya jadi lebih menyerupai sekedar iseng dan usil daripada daya upaya utk mendapatkan kembali mantan suaminya ke pelukannya. Manipulasi Deidre dgn cara mengirimkan foto semi bugil dirinya dan Sakti, kepada Alif, di ruang kerja Sakti, dimana kondisi Sakti kena bius obat dan saat sadarkan diri Sakti msh mengenakan baju (hlm 283), Percayalah, kecuali Deidre sudah pernah mengambil jurusan keperawatan, mengenakan baju kembali pada orang yang lagi teler itu sangat sulit dilakukan karena orang tersebut tidak kooperatif dan masa staf-staf Sakti tidak curiga kalau bos nya tidak muncul? Yang lebih tidak meyakinkan lagi, bukankah hal ini meresikokan tender yang baru saja dimenangkan oleh Deidre pada kementerian tempatnya bekerja?

    Kemunculan Satya, dosen professor di tempat Alif kuliah, di tengah cerita, benar-benar ganjil (dan maksa banget sih tokoh ini harus muncul?) dgn pemunculan perdananya di bawah gazebo, dan saat Sakti ada penugasan di luar negeri selama 6 hari, setiap malam Alif pulang lebih larut daripada sewaktu ada Sakti (hlm 259). Mengapa saya jadi mendapat kesan Alif itu tipe yang haus perhatian dari pria lain ya? Gak bisa ditinggal sedikit, langsung sabet atensi pria lain (walau katanya mendiskusikan Sastra Klasik Inggris).

    Belum lagi endingnya. Kecelakaan mobil di arus sungai yang deras, membuat Sakti layaknya superhero yang menyelamatkan istrinya sedangkan dirinya terseret arus, namun belakangan mendadak bisa muncul di apartemennya, dan mengaku ditolong dukun pijat tulang yang sudah tua di Cimande? Benar-benar total supranatural.

    Tentu tidak fair kalau membahas hanya kekurangan buku ini. Saya jadi mendapat tambahan info dengan sibuk googling utk mencari info ttg usia minimal pernikahan di Indonesia, yang ternyata utk wanita berusia 16 thn yang berarti Alif masih layak utk menikah muda karena usianya baru 18 tahun (hlm 191) dan saya jadi baru tahu juga dari novel ini bahwa ada nilai K dalam perkuliahan (hlm 265). Saya jadi tambah pengetahuan soal ini karena sewaktu saya kuliah tidak ada nilai K dan saya benar-benar awam.

  • Briliantina Hidayat

    Dapat buku ini dari teman. Setelah berminggu2 baca, akhirnya pagi ini bisa kelar juga. Kesan yang aku tangkap:
    1. Sampul. I kinda like the cover. Ok, pink banget, memang. Tapi itu selera deh. Dan menurutku masih pas utk target pembacanya yg mmg mbak-mbak.
    2. Isi buku tidak menawarkan breakthrough. Semua standar sesuai plot2 yg sdh ada di buku romance. Ada damsel in distress (Alif), ada knight in shining armor (Sakti), ada tokoh konyol penyegar (Andrea), ada tokoh antagonis (Deidre). Secara plot, buku ini tdk menawarkan kebaruan apapun.
    3. Tata bahasanya sih lumayan enak. Tidak separah buku2 SP lainnya. Tapi mmg penggunaan bhs Inggrisnya dlm dialog sangaaat terasa textbook. Grammar juga byk yg tidak benar. Contoh "Doug, when you will get here? I will pick-up you,honey ...." Akan lbh tepat jika "Doug, when will you get here? I wil pick you up, honey ..."
    3. LGBT issue. Aku sih paham kalo ada orang yg homophobic. Tdk masalah, itu urusan dia. Tp buku ini terlalu banyak menyiratkan pesan2 homophobic dengan memaparkan semua stereotipe ttg gay yg (menurutku) terlalu vulgar, merendahkan, tidak empatis.
    4. Sekali lagi, kekurangpekaan pengarang tampak saat ia melukiskan pikiran Pak Karman yg sopir kantor ttg Sakti. Sbg sopir kantor pemerintahan, berarti Pak Karman adlh pegawai negeri. Jd penyebutan 'majikannya' saat ia berpikir ttg Sakti, sangat tdk tepat dan tidak sensitif.
    5. Sejudes2nya dosen, sekejam2nya dosen, tidak mungkin ada yg ngasih tugas hukuman utk mhsnya yg semester satu dan baru sekali mengikuti perkuliahan berupa review 50 lbr A4 spasi 1, dlm waktu semalam. TIDAK ADA. Artikel ilmiah pengisi jurnal berkala sj 'cuma' berkisar 20 lembar dan dengan masa pengerjaan berbulan2. Perlu dipahami, mhs sem 1 itu pemahamannya masih SMA bgt. Boro2 bikin review, tau arti review sj mungkin jg belum.
    6. Pemilihan diksi masih kurang nyaman. Bisa dilihat dr kesalahan standar penggunaah kata 'paruh baya' utk menyebut org tua, berkali2 penyebutan 'pulang ke apartemen' yg terasa tdk nyaman krn si pemilik apartemen hanya tgl di sana. ia tdk menggunakan tmpt tgl berjenis lain Jd lbh wajar jika sebut saja 'pulang', titik.
    7. Oh iya, aku agak tak bisa membayangkan remaja honorer melakukan presentasi berbahasa Inggris di dpn karyawan2 kementerian bereselon tinggi. Oke, mungkin mmg 'cuma' presentasi pembuka. But still .... Coba pahami psikologi remaja deh. Kondisi ini sangat tdk mungkin terjadi. Alif terlalu dipaksakan keandalannya dlm bekerja. Pernah lihat anak lulus SMA bekerja kan? Aku berkali2 lihat. Dan kondisi yg digambarkan di novel ini membuat Alif jd spt superhero di bidang perkantoran.

    Rating? Nilai plus ada di cover dan plot yg cukup lancar meskipun biasa banget. Minus points ada pada diksi, homophobic messages, english yg msh kedodoran, serta kurangnya riset memadai. Jadi buatku, 2,1 deh. Pembulatan ke 2*.

  • Leoni Ong

    membaca buku ini versi cetak....ntah kenapa perut ini jadi mual banget....bener banget klo ada yang komentar ttg ini yang cinderella versi modern.