I Love View by Azzura Dayana


I Love View
Title : I Love View
Author :
Rating :
ISBN : -
ISBN-10 : 9786232530270
Language : Indonesian
Format Type : Kindle , Hardcover , Paperback , Audiobook & More
Number of Pages : 232
Publication : Published January 1, 2021

Ada apa dengan bunga? Mengapa Sonia tak menyukainya? Bahkan pada gambar kuntumnya saja, ia akan memalingkan muka. Dan ia tahu, ia mungkin telah menjadi gadis langka karenanya.


I Love View Reviews


  • Rina Darma

    Buku “I Love View” dibuka secara apik oleh penulis dengan pepatah, people who live, see much. But people who travel, see more.

    Ini adalah buku bertema perjalanan keempat dari Azzura Dayana yang saya baca. Sebelumnya, ketiga buku yang saya baca berkisah tentang pendakian (Takhta Mahameru; Altitude 3676, Rengganis; Altitude 3088, dan Miquelii; Altitude 3159). Jika sebelumnya pembaca diajak menyelami sudut-sudut kemolekan alam Indonesia, maka di buku terbarunya pembaca diajak mengitari dua negeri jiran.

    Masih dengan gayanya a la backpacker, Azzura meracik cerita cerita tokoh utamanya dengan apik. Dituturkan oleh sudut pandang orang pertama, Sonia, membuat saya ikut merasakan emosi yang membuncah dari gadis 23 tahun tersebut. Papanya yang memutuskan menikah lagi dan lelaki yang sudah dikenalnya lebih dari 5 tahun membatalkan pernikahannya.

    Niat perjalanannya dilakukan untuk bisa melupakan dan memaafkan. Ia ingin membuang segala kenangan yang membuat hatinya berdarah-darah. Namun, kunjungannya ke Melaka justru menemukannya kembali dengan “sumber kenangan”. Ia juga menyesali keputusannya bertemu dengan Seon, teman lama yang terus mengajaknya traveling bersama selama berada di negeri tetangga. Ia bahkan memberinya sebuah buku catatan yang ogah disentuhnya. Ia terus menghindar dan berlari dari masalah.

    Walaupun konflik ceritanya terasa klise, orang tua menikah lagi, ditinggal menikah, dan dipuja secara rahasia tapi novel young adoult ini memiliki keunikan tersendiri. Sonia sebagai tokoh utama tidak digambarkan seutuhnya sebagai sosok peri yang baik, ikhlas, pemaaf, dan berhati mulia. Sebaliknya, ia lebih cenderung pendendam dan sangat menusiawi untuk seseorang yang sedang sakit hati.

    “Saranku, nikmati saja kebahagiaan kalian saat ini. Tapi tidak usah ajak aku sering-sering melihat itu. Aku belum jadi malaikat, Sandrina. Aku masih manusia.” Hal. 68

    Sampai akhirnya, Sonia bertemu kembali dengan bunga yang sekilas membuatnya adem saat pertama melihatnya di Masjid Sultan di Singapura. Mulai bab tujuh, penulis memberikan porsi yang besar bagi Hilyah. Gadis cantik keturunan Arab yang tinggal di Kuala Lumpur. Namun, Sonia merasa trauma berteman dengan kecantikan. Baginya kecantikan itu menyihir, kecantikan istri muda yang membuat papanya berpaling begitu pula Radin, mantan kekasihnya.

    Namun, sebuah insiden membuatnya mau tak mau bersinggungan dengan Hilyah. Perkataan dan tindakan Hilyah perlahan menyentuh hati Sonia. Hatinya yang keras melunak.

    “Hilyah, apa bedanya antara menghindari masalah dan lari dari masalah.”
    “Kamu tahu kamu mungkin bisa menyelesaikan masalah itu, dan bisa juga gagal. Tapi kamu memilih untuk tidak melewatinya. Itu namanya menghindar. Lari dari masalah itu lebih simpel. Kamu tidak mau masalah itu selesai. Itu bukan sikap kesatria.” Hal. 132

    Melalui percakapan kedua gadis tersebut, saya sendiri agak tersentil. Menghindar dan lari dari masalah bukan hanya masalah Sonia, bahkan saya sendiri. Penulis dengan cerdas menyisipkan sebuah petuah yang inspiratif kepada pembaca agar sekecil atau sebesar apapun problem yang dimiliki, kita harus berani menghadapinya.

    Sonia mulai membuka hatinya dari asumsi-asumsi yang ia ciptakan sendiri. Ia mulai mau mendengarkan tanpa letupan-letupan dari mulutnya. Ia mulai bisa mengontrol emosinya. Ia dari mulut Seon akhirnya tersadar bukan kecantikan Sandrina yang membuat Radin berpaling, tapi sikap keras kepalanya sendiri. Jawabannya saat Radin menanyakan apakah suatu hari ia bersedia berhijab, itulah porsi terbesar yang membuat Radin yakin untuk memutuskan tidak meneruskan rencana pernikahan.

    “Man proposes, God disposes. Seperti kalian yang bertahun-tahun menjalani hubungan, tapi Allah-lah yang memutuskan apakah kalian layak bersama hingga akhirnya. Ternyata, takdir Allah berbeda dari apa yang kalian jalani dan upayakan. Tapi yakinlah, setiap kehilangan akan ada gantinya. Asal kita mau memperbaiki diri, Ia tak akan enggan memberi ganti, bahkan mungkin yang lebih baik.” Hal. 198

    Melalui percakapan Sonia dan Hilyah, saya bisa memetik hikmah bahwa saat memutuskan berhijrah, walaupun terkadang butuh motivasi eksternal tetapi tetap motivasi internal dari dalam jiwa yang bisa memantapkannya, mengikhlaskannya dalam menjalani keputusan tersebut.

    Selengkapnya baca resensi saya di
    https://wp.me/p2wbP1-1IM

  • Ara28

    Perjalanan Menemukan Arti Keikhlasan

    Judul Buku : “I love View”
    Penulis : Azzura Dayana
    Penyunting Bahasa : Ayu Wulan
    Penerbit : Indiva Media Kreasi
    Cetakan/Tahun : I/2021
    Tebal : 232 halaman
    Harga : Rp 65.000

    Semua salah bunga! Bertemu dengan wanita-wanita cantik adalah sebuah kesalahan bagi Sonia. Karena, kecantikan itu kelak akan merampas kebahagiaannya. Bahkan, bunga yang tak tahu apa-apa juga turut dipersalahkan.

    Karena kecantikan dan keindahannya, Sonia juga membencinya. Meskipun itu hanya sebuah lukisan atau pun motif bunga. Semua menyesakkan dada Sonia, tokoh utama novel “I Love View” karya Azzura Dayana.

    Atas nama Bunga Sandrina, seorang wanita cantik yang telah merebut kekasih Sonia, Radin. Dan, Bunga dari “bunda tengah” wanita yang hadir di antara keluarganya. Wanita yang membuat mama menyingkir dari papanya.

    Sonia memilih untuk melakukan solo traveling ke sejumlah tempat wisata di Singapura dan Malaysia. Semua dilakukan untuk melupakan kisah pahitnya. Berusaha meredam amarah karena pengkhianatan dari orang-orang yang pernah dia sayangi.

    Namun, hal itu berubah ketika Sonia bertemu dengan seorang wanita berparas cantik keturunan Arab yang heel sepatunya patah di halaman Menara Kembar Petronas, Malaysia. Dengan tulus, Sonia mengulurkan bantuan.

    “Kalau kamu mau, pakai saja sandalku ini, nanti aku bisa beli yang baru,” kataku.
    (“I Love View,” hal 96)

    Sonia sepertinya lupa akan kebenciannya pada standar kecantikan yang menyakitkan. Wanita itu bernama Hilya, yang kelak membantu Sonia mengurai rasa sakit hatinya.

    Di sisi lain, dalam traveling-nya itu, ada Seon temannya di Singapura. Seon tak patah arang berusaha untuk menemani Sonia yang sedang ingin menikmati kesendiriannya. Meski, Sonia berusaha mengabaikan kehadiran Seon.

    Dari Seon pun, akhirnya kita ketahui akronim dari “I Love View”. Seperti juga usaha Sonia, menemukan arti “I Love View” dalam petualangannya.

    Setelah membaca novel ini ada kesan mengambang di akhir cerita. Azzura, seolah menggantung kelanjutan dari para tokoh. Pembaca dibebaskan untuk mengakhiri perjalanan Sonia.

    Atau mungkin saja, penulis yang pernah menyabet penghargaan Buku Fiksi Dewasa Terbaik 2014 dari IKAPI – IBF 2014 untuk novel Altitude 3676 ini seolah sudah menyiapkan I Love View jilid dua. Kita tunggu saja.
    Membaca novel “I love View” karya Azzura Dayana ini membuat saya penasaran dengan sejumlah lokasi yang digunakan sebagai latar dalam traveling solo-nya Sonia. Azzura mengajak kita mengintip di jendela tempat-tempat eksotis di Singapura dan Malaysia. Meski tak terlalu detil, saya kira para pembaca juga penasaran dengan destinasi yang dikunjungi oleh tokoh Sonia.

    Tak hanya berwisata melihat keindahan pemandangan, Azzura juga mengajak kita berwisata religi dengan mendatangi masjid-masjid ikonik di kedua negara tersebut.
    Petualangan dari masjid ke masjid menjadi penanda dari penulis tentang perjalanan spiritual Sonia.

    Masjid biasanya menjadi jujugan utama para pengembara Muslim ketika singgah di suatu tempat. Ada kebanggaan tersendiri ketika kita menunaikan salat di sana. Bahagia, masih banyak sesama Muslim di bumi tempat kita berbijak.

    Hingga, saya pun berharap suatu saat kelak saya bisa menunaikan salat di Masjid Sultan, Singapura. Serta, Masjid Putra di Putrajaya dan Masjid Jamek di Kuala Lumpur, Malaysia.

    Pada akhirnya, membaca novel “I Love View” membawa kita untuk berkontempelasi, merenung kembali, siapakah kita sebenarnya? Apakah seperti Sonia sang tokoh utama yang melarikan diri dari masalah yang menghajarnya secara bertubi-tubi? Sebagai Hilya yang berdamai dengan keadaan? Atau bahkan adalah tokoh Seon?

    Siapapun kita kali ini, itu tidak penting. Yang utama adalah keberanian kita belajar menghadapi masalah dan menyelesaikannya, seberat apapun itu. Tidak menyalahkan takdir! Ikhlas menerima takdir, dan berusaha menyusun kembali keping puzzle-puzzle yang berserak, kalaupun belum mampu menyelesaikan kali ini, percayalah Allah akan membantu dengan cara-cara yang kadang di luar jangkauan kita. Selamat membaca, selamat berkontempelasi. #Amrih Rahayu

    mampir yuk ke

    https://rapalkata.blogspot.com/2021/0...

  • Ratnani El Ratna Mida)

    Judul : I Love View
    Penulis : Azzura Dayana

    Penerbit : Indiva Media Kreasi

    Cetakan : Pertama, Januari 2021

    Tebal : 232 halaman

    Harga Buku : RP60.000

    ISBN : 978-623-253-027-0



    Meski tidak menjadi juara pada Kompetisi Menulis Indiva 2020, tetapi novel ini terpilih sebagai karya yang mendapatkan penghargaan khusus dari Indiva. Bagaimana tidak ..., novel ini memiliki rasa pemenang yang sangat lekat. Dua kata untuk novel ini. Keren banget!

    “Kamu tahu kamu mungkin bisa menyelesaikan masalah ini, dan bisa juga gagal. Tapi kamu memilih untuk tidak melewatinya. Itu namanya menghindar. Lari dari masalah itu lebih simpel. Kamu tidak mau masalah itu selesai. Itu bukan sikap kesatria.” (hal 132).

    Setiap orang pasti memiliki masalah. Hanya saja kadarnya berbeda-beda. Karena memang masalah adalah bagian dari hidup. Tinggal bagaimana kita menyikapinya. Apakah kita berani menghadapinya dengan bijak atau memilih untuk lari dari masalah.

    Sonia sangat terluka. Berkali-kali ia dikhianati oleh orang-orang yang ia sayang dan percayai. Hatinya remuk redam. Ia marah, tapi kemarahannya tidak akan pernah mengubah apa yang sudah ada. Karena berbagai masalah pelik itulah, Sonia memutuskan melakukan perjalanan ke Negeri Singa dan Malaysia untuk mencari kedamaian. Apalagi kegiatan traveling semacam ini memang sudah menjadi hobi dan kebiasaannya. Ia berharap dari perjalanannya itu, bisa sedikit menyembuhkan lukanya.

    Sayangnya perjalanan yang sudah ia rencanakan sedemikian tidaklah semulus yang ia harap. Banyak kejadian-kejadian yang terduga yang mewarnai perjalanannya.

    Menggunakan alur maju mundur, novel ini sangat menarik. Sejak awal kita akan dibius cara bercerita penulis yang menarik dan akan membuat penasaran. Kita tidak akan berhenti membaca sebelum menamatkan novel ini. Kita akan dibuat bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi dengan Sonia, hingga ia begitu terluka dan membenci bunga.

    Lebih lengkapnya bisa dibaca di sini
    https://ratnanilatifah.blogspot.com/2...

  • Thomas Utomo

    Apakah waktu bisa menyembuhkan luka hati yang menganga karena ditikam rasa? Dapatkah bentang jarak mengobati dada yang lebam membiru lantaran dihantam pengkhianatan?

    Sonia, gadis muda yang tidak menyukai bunga. Bukan phobia. Berbilang kali, segala yang bersalut keindahan, justru menyakitinya: perempuan cantik yang menggeser posisi ibu di bilik kesetiaan ayah; gadis rupawan yang tidak hanya merenggut teman-teman kantor, tapi juga calon suami; persahabatan tulus platonik yang terpecah-belah. Sonia tidak percaya lagi kepada paras dan sikap menawan. Cantik dan baik itu omong kosong! Hanya alat untuk memperdaya!

    “Kata siapa bunga itu indah? Bunga itu … pisau yang membunuh!” (halaman 17).

    Sonia berkemas: mundur dari pekerjaan, pamit dari lingkar pertemanan. Dia bergegas melarikan kaki juga hati ke negara tetangga; Singapura, Malaysia, berharap lubuk rasa yang kian compang-camping dapat ditambal secara perlahan.

    Namun kenyataan kembali melenceng dari harapan. Masa lalu dengan segala kepahitannya yang dia kira tertinggal di belakang, malah merangsek ke hadapan, menggoyang kedamaian yang susah payah dibangun. Ujian berikut menyusul: kecelakaan dan penjambretan. Kejadian beruntun itu akhirnya memaksa Sonia menghadapi masa lalu dan—terutama—menghadapi diri sendiri.

    Selengkapnya di
    https://utomothomas.blogspot.com/2021...

  • izzaty

    Cerita yg ringan dan mengalir lembut dg latar karakter traveller~ building world nya cukup detil dan menyenangkan membayangkannya. Saya jadi buka2 maps nih krn blm pernah ke sana haha. Ceritanya mengalir, di awal ikut marah2 dan emosi, di akhir ikutan senduu.. good job azzura dayana 👍👍

  • Sho Pim

    Pertama kali melihat novel I Love View saya langsung tertarik dengan keterangan Young Adult yang berbeda dari sekian banyak buku di daftar buku yang dapat diresensi untuk lomba. Lalu ketertarikan saya makin menguat setelah melihat cover-nya yang cantik serta mengeluarkan aura sederhana dan lembut.

    "Apa yang kamu cari dari perjalanan ini, Soni?" (halaman 29)

    I Love View menceritakan tentang Sonia yang melakukan perjalanan sembari memikul lukanya yang beragam. Perjalanan tersebut awalnya ditujukan untuk mencari kedamaian, tapi hidup memang penuh kejutan, perjalanan tidak berjalan sesuai rencana. Walaupun boleh jadi ada kedamaian dalam artian baru yang didapatinya.

    Lantas akan ada apa di ujung perjalanan Sonia?

    Saya terkesan oleh banyak hal dari novel ini. Penggambaran latarnya yang detail dan membangun suasana cerita dengan baik, alur maju mundur yang membuat cerita makin utuh, bagaimana penyebab konflik diungkapkan dengan perlahan melalui secara implisit di tiap-tiap halamannya, semuanya terjalin dengan rapi dan berhasil mengaduk perasaan serta emosi saya.

    Yang sangat membuat saya terkesan tentu amanat yang disampaikan. I Love View membuat saya meninjau ulang kembali sikap saya saat berhadapan dengan masalah. Apakah selama ini saya lari dari masalah atau melawan rasa takut dan menghadapi masalah dengan sikap kesatria?

    Untuk review lebih lengkapnya silakan dibaca di
    https://moripim.blogspot.com/2021/03/...

    Terima kasih sudah membaca
    ( ´ ∀ `)ノ~ ♡