
Title | : | Sejarah Indonesia Modern 1200-2008 |
Author | : | |
Rating | : | |
ISBN | : | - |
ISBN-10 | : | 9789790241152 |
Language | : | Indonesian |
Format Type | : | Paperback |
Number of Pages | : | 866 |
Publication | : | First published January 1, 1981 |
Perjalanan panjang Indonesia sejak masuknya Islam hingga kini merupakan sebuah unit historis terpadu, yang dalam buku ini disebut Sejarah Indonesia Modern. M.C. Ricklefs menyuguhkannya secara mendasar sekaligus teperinci.
Terdapat tiga unsur fundamental menjadi perekat bagi periode historis itu. Pertama, unsur kebudayaan dan keberagamaan: islamisasi Indonesia yang dimulai sejak tahun 1200 dan berlanjut sampai sekarang. Kedua, unsur topik: keadaan saling memengaruhi antara orang Indonesia dan orang Barat yang masih berlangsung hingga sekarang sejak tahun 1500. Ketiga, unsur historio-grafi: sumber-sumber primer bagi sebagian besar periode ini ditulis dalam bahasa-bahasa Indonesia modern (Jawa, Melayu, dll., bukan dalam bahasa Jawa Kuno atau Melayu Kuno) dan bahasa-bahasa Eropa.
Dengan mendasarkan penelitiannya pada puluhan jurnal dan lebih dari lima ratus buku, Ricklefs mengisahkan perjalanan bangsa Indonesia dari zaman ke zaman yang penuh warna, lengkap dengan aneka persoalan dan pertikaian baik internal maupun eksternalnya. Di balik struktur narasinya, buku ini menjawab pertanyaan bagaimana komunitas-komunitas dari berbagai kepulauan Indonesia, dengan rupa-rupa etnis, bahasa, dan dalam negara-negara kerajaan yang terpisah-pisah, bisa bersatu menjadi sebuah bangsa modern.
Edisi pertama buku ini diterbitkan dalam bahasa Inggris pada 1981 dan telah beberapa kali diperbarui. Buku yang ada di tangan Anda ini adalah edisi terbaru dengan perubahan pada hampir setiap bab yang mencerminkan masukan-masukan dari penelitian baru. Segala hal dalam periode sejak 1999 telah ditulis ulang secara substansial atau sama sekali baru. Kehadiran versi Indonesia ini terasa semakin lengkap karena pengarangnya khusus menuliskan perkem-bangan Indonesia sejak pemilu 2004 sampai tragedi Monas pada 1 Juni 2008.
M.C. Ricklefs adalah Profesor Sejarah di Universitas Nasional Singapore. Dia pernah mengajar di Sekolah Kajian Oriental dan Afrika (Universitas London) dan Universitas Monash, dan menjadi Direktur Sekolah Penelitian tentang Asia dan Pasific (Universitas Nasional Australia).
Sejarah Indonesia Modern 1200-2008 Reviews
-
Hikayat..." konon dalam sebuah hadist Nabi Muhammad di daerah timur yang bernama samudera akan banyak melahir orang2 suci, maka bergeraklah orang2 arab ke Indonesia" itu adalah salah satu bagian dari buku ini yang mengesankan buat gw...ternyata negeri gw punya banyak misteri...hidup Indonesia, sayang yang nulis orang australia, ayo penulis Indonesia, tulislah sejarah kita.
-
This book is 800 years of Indonesian history, written in 2001. Each chapter detailing the century of changes that happen in the archipelago. I read it as fast as possible because I want to read the happy ending of this story. Unfortunately, this is not a novel, M.C. Ricklefs write carefully the things that a lot of Indonesian does not want to hear. A tragic story.
I read this book after reading Islamic States in Java's H.J. de Graaf and Peter Carey's Diponegoro. I should read Vicker's Modern Indonesia, but I don't know whether I have the courage to read this Indonesian story again. Well, let see. This book should be read more than once, hopefully, when I read it back at third or fourth times I will understand why history should be written. -
Good start for those who haven't been to Indonesia, or just want to know the history of Indonesia. As many people said, this book doesn't have detailed information but good enough as the author always find the information from written source.
-
Bacanya yang edisi terbaru, s/d 2008.
-
A really good book, no critic here. I highly recommend it.
-
A VERY comprehensive book.
-
Excellent book about how Indonesia grew as a nation after imperial colonisation by various countries involved in trade and war. Uses good facts to show where the information came from--like gravestones, inscriptions, and historical records.
-
Complementing
yesterday's review, another book about history of the country. Or should I say, region, because the country "Indonesia" didn't really exist back then. :P
Ricklefs' book is historical treatise with emphasis on cultural factors. As native Indonesian, I'm already familiar with his long list of wars, trades, and shifting alliances -- those were in our schoolbooks -- but the way he illuminates the religious/traditional context is eye-opening.
Some interesting examples:- While Islam was introduced by merchants, Ricklefs argues that wandering Sufis may have played big role spreading it. He also claims that acceptance of Islam by ningrat (Javanese courtiers) allowed "top-down" conversion of their subjects. This went together with usual "horizontal" preaching and conversion.
- The (imperfect) spread of Islam in Indonesian Archipelago led to distinct 'flavor' in different areas. The Sumatranese has Melayu-Islam culture; the Javanese has
Hindu-Java Islam. Interestingly, the Bugis and Makasarese seems to follow Melayu-Islam flavor of Sumatra. Meanwhile the Balinese kept Hinduism; Eastern islands (like Maluku and Timor) accepted Christianity.
- The conversion of Java to Islam is... idiosyncratic, to say the least. One notable convert is Sultan Agung (who almost captured VOC capital in Batavia). A Javanese pagan, he became Muslim in 1633. After this he sponsored composition of Islamic tales in Javanese language. When he died, though? People said admiringly that he was visited by
Java's Southern Sea Goddess...
- Javanese leaders were often seen as 'supernatural', in keeping of traditional Messianic belief. This helped them winning approval of the masses. Examples include Sultan Agung, Prince Diponegoro; in modern days Sukarno and Suharto.
- And now to 20th century. It seems that 'modern Indonesia' culture was born in 1920s. Leaving traditional pantun and syair forms, there rose men of letters such as M. Yamin, Sanusi Pane, and Marah Rusli. Meanwhile Balinese painters developed modern style due to Walter Spies' & Rudolf Bonnet's influence.
All in all, fantastic book, even if at times tedious. Indeed I skimmed many details I've learned from school. Non-Indonesian readers may not have that luxury, though. -
MASUKNYA Islam di bumi Nusantara mengawali suatu rentangan waktu yang disebut Ricklefs sebagai Indonesia Modern . Ia mengajukan tiga unsur fundamental yang menurutnya telah mempersatukan periode tersebut sebagai "sebuah unit sejarah yang padu".
Yang pertama adalah unsur kebudayaan dan agama: Islamisasi Indonesia yang dimulai tahun 1200 dan berlanjut hingga hari ini. Yang kedua adalah unsur topik: saling pengaruh antara orang Indonesia dan orang Barat yang dimulai tahun 1500 dan masih berlanjut. Yang ketiga adalah historiografi: Sumber-sumber primer sepanjang periode ini ditulis hampir secara eksklusif dalam bahasa-bahasa Indonesia modern (Jawa, Melayu, dan seterusnya, bukannya Jawa Kuno atau Melayu Kuno), dan dalam bahasa-bahasa Eropa.
Dengan mendasarkan penelitiannya pada puluhan jurnal dan lebih dari lima ratus buku, Ricklefs yang pernah mengajar di Sekolah Kajian Oriental dan Afrika (University of London) dan Monash University ini, mengisahkan perjalanan bangsa Indonesia dari zaman ke zaman yang penuh warna, lengkap dengan aneka persoalan dan pertikaian internal maupun eksternalnya.
Di balik struktur narasinya, buku ini menjawab pertanyaan tentang bagaimana komunitas-komunitas dari berbagai kepulauan Indonesia , dengan rupa-rupa etnis dan bahasa dan tersebar ke dalam negara-negara kerajaan yang terpisah-pisah, bisa bersatu menjadi sebuah bangsa modern .
Buku yang cukup tebal ini dibagi dalam enam bagian dengan 25 judul bab. Penulis memulai buku ini dengan kalimat, "Penyebaran Islam merupakan salah satu proses yang sangat penting dalam sejarah Indonesia , tapi juga yang paling tidak jelas." Kemudian dia menutup bukunya dengan kalimat, "Dengan dipilihnya SBY oleh rakyat Indonesia secara langsung dan dengan dukungan yang sekuat itu, maka pada tanggal 20 Oktober 2004 SBY dilantik sebagai Presiden Indonesia ke-6 dengan amanat rakyat yang paling kuat sepanjang sejarah Indonesia merdeka." (S-27)
sumber : Suara Pembaruan, Minggu 26 Juni 2005
*Karena belum sempat buat reviewnya jadi review dr harian suara pembaharuan yang kuposting...:D -
Finally I finished reading this book. It was challenging. From now on I will stick to historical fictions rather than history books. The latter tend to be so serious and a bit boring. This might be one of the few detailed and precise books about Indonesian history. It gave me a very good overview concerning Indonesian politics. That's the problem. I'm not just interested in politics and economy, I want to know "how" people lived back then. This book didn't give me any cultural information.
The book starts off with the "The Coming of Islam" followed by "The Arrival of the Europeans in Indonesia." The first topic fascinated me, because there's not a lot of evidence to suggest what really happened. It is still a mystery how Indonesia became a predominantly Muslim country. The early history of Indonesia was well divided between Western Indonesia and Eastern Indonesia. However, the reader will soon notice that most of the book is very, very Java-centric. Towards the end, Eastern Indonesia was completely left out (except for the problems in Timor and West Papua).
I was pleasantly surprised how the writer described the battles and kingdoms of East Java during the 18th century so precisely. Unfortunately the struggle of Indonesia to gain independence and the Sukarno-era were in my opinion, not well written. It was chaotic and I didn't understand anything (maybe it's my fault). However, the following presidency of Suharto until 2008, the book got interesting again. Like I said, the book contains a lot of details and offers a good overview of this archipelago from 1200-2008. But I still believe more research needs to be done in eastern Indonesia, so that we can get a more balanced view of the whole country. -
This book is different than the history of Indonesia teach at my school. I find this book quite interesting with not too much detail but it made me understood about the events happening and the persons involved.
The author described about how the Indonesians struggle to reach independence comprehensively and what was made the foundation of the nation by that time. Even though it was not written by Indonesians, reading how this multicultural country fight for unity and democracy could encourage the nationalism.
The sad thing is that -after I read the book and followed the timeline of Indonesia's development, I think it didn't change much politically and economically from the colonial era until now. Politically, Indonesia is still unstable and can't be free from corruption. Economically, Indonesia still can't be independent. Maybe because as a nation it still in the process of learning and finding true identity. -
After having made my way through this dense history over the last several months, I can now safely say I have a much better understanding of the major events in Indonesian history (from 1200 through the late 1990s, anyway, shortly after which the edition I read was published). I'm partial toward people's histories, which this most definitely is not, but as Ricklefs points out, some of the biases in the book's focus (towards Java and Sumatra over the outer islands and, generally speaking, the political maneuverings of a small group of elite men) are largely a result of what information is available in the historic record. There are still many gaps in my understanding of Indonesian history I want to fill, but I recommend this as a good primer on the main eras in the archipelago's history.
-
En gran medida las compañías capitalistas fueron soberanas al operar en los territorios coloniales o precoloniales, estableciendo su propio monopolio de la fuerza, su propia policía, sus propias cortes. La Dutch East India Company, por ejemplo, gobernó los territorios que explotaba en Java hasta el final del siglo dieciocho con sus propias estructuras de soberanía. Incluso tras la disolución de la compañía en 1800, el capital gobernó relativamente libre del control o la mediación del Estado.
Imperio Pág.230 -
menarik, komprehensif, kajiannya dimulai ketika islam berkembang sebagai kerajaan di aceh, kemudian menceritakan tentang upaya-upaya dalam memperebutkan hegemoni yang dilakukan di jawa, selain itu ada pula kajian tentang indonesia timu, berdiri dan berekembangnya voc, dan berbagai peristiwa dalam sejarah indonesia modern. buku ini ditutup dengan sebuah analisis walaupun masih bersifat sangat awal tentang pemilihan presiden di indonesia pada tahun 2004. sungguh membuka mata kita tentang sebuah realitas sejarah. sip lah....
-
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya
Jadi, kenapa tidak kita mulai dari diri kita, untuk membuat Indonesia berjaya?
Belajarlah dari sejarah. Supaya kesalahan di masa lalu tidak terulang
eniwe, buku ini cocok bgt buat pengisi waktu luang. Daripada nonton infoTAInment gak jelas?! -
lagi baca mengenai Islam Untuk pertama kali masuk kedalam Indonesia.,.,.,
menarik...ternyata ada banyak teori yang menjelaskan masuknya Islam di Indonesia,.,.
dan ternyata teori2 tersebut bukan hanya di buat oleh para ahli dari Indonesia Saja,.tapi juga para indonesianis- indonesianis dari negara- negara barat,, -
Sejarah singkat, padat, informatif, dengan beberapa pendapat subyektif namun fakta obyektif tetap banyak tersedia untuk banyak hal yang kontrovesial. Informasi 1200 hingga masa kolonialisme meski sangat singkat tapi juga cukup menggugah untuk mencari informasi lebih lanjut. Saya ingin baca pemutakhiran buku ini.
-
Buku yang tepat untuk mengenal sejarah modern bangsa kita secara global. Bahasanya oke. Analisisnya tajam. Tapi yang paling menarik adalah komentar-komentar ringan Ricklefs tentang sejarah bangsa Indonesia yang tersebar acak di dalam halaman-halaman buku.
-
Buku wajib anak sejarah. dulu nyarinya susah banget. untuk orang-orang yang pengen tahu sejarah indonesia.
-
Bagus, tapi agak terlalu banyak informasi dalam janka sinkat. Mungkin seharusnya di expansi menjadi lima buku.
-
Akhirnya... benar2 akan dibaca, setelah saya membelinya sendiri berkat diskon 40%, tidak hanya berharap meminjamnya untuk jangka panjang dari perpus sekolah \(^o^)/
-
not quite complete, yet comprehensive..
a very Pram's centered-point-of-view